Headlines News :
Home » » Artikulasi Ideologi Gerakan Partai

Artikulasi Ideologi Gerakan Partai

Written By blog contoh saja on Senin, 30 Juli 2012 | 08.56

Cara pandang dan landasan berfikir sangat mempengarui pola hidup manusia. Untuk merubah suatu peradaban besar harus diawali dengan perubahan frame berfikir. Inilah yang disebut ideology, yang sejatinya merupakan pemikiran mendasar yang sama sekali tidak ditimpali pemikiran lain.
Kompleksitas keabsahan nilai ideologi dinyatakan benar ketika bisa merealisasikan dan mengakomodir kepentingan rakyat. Maka pemikiran yang tidak mampu menjawab tantangan hidup, akan tereliminasi seiring berjalannya waktu. Fungsi pemikiran tersebut mengarahkan aktifitas gerakan yang mampu memberikan kesan universal, obyektif dan natural.
Pergerakan organisasi besar atau kecil selalu ditopang oleh pandangan mendasar sebuah ideologi bagi para penganutnya. Berbagai program kerja dirancang dan dijalankan agar mampu mengakomodir gagasan secara sitematis untuk menjawab persoalan kehidupan manusia.
Benturan peradaban dilatarbelakangi oleh tujuan yang berbeda. Persebaran tiga ideologi besar di dunia yaitu kapitalis, sosialis dan Islam menimbulkan kontroversi perilaku manusia. Tanpa disadari ketiga ideologi inilah yang mendominasi cara berpikir masyarakat.
Pola pikir yang berbeda berimbas pada perilaku yang berbeda pula. Sebagian selaras namun lebih banyak tidak sejalan. Hal ini disebabkan prinsip dan tujuan yang diusung setiap ideologi menawarkan out put yang tidak sama.
Manusia sebagai penggerak sendi-sendi kehidupan akan mempengaruhi kebijakan dalam penuntasan masalah berdasarkn acuan idologi yang dipegangnya. Fenomena politik, budaya, ekonomi, pendidikan dan lainnya tidak terjadi secara spontan. Melainkan telah direncanakan jauh-jauh hari oleh para pakar dengan melakukan rekayasa sosial.
Kematangan rekayasa dengan perangkat lengkap, pada akhirnya mampu diisolasi dalam sebuah realita yang mengakar dalam hidup anak manusia. Secara tidak sadar menjadi rasionalisasi kepentingan yang include dalam kebiasaan masyarakat.
Akar permasalahan dalam hal ini adalah pertarungan kebiasaan yang dianggap benar oleh sebuah ideologi yang dianut. Kumpulan manusia yang memiliki ideologi yang sama akan membentuk gerakan untuk meng goal kan dan menguasai dunia.
Partai adalah organisasi besar yang dalam setiap geraknya tidak terlepas dari sebuah ideologi. Masing- masing menganggap paling benar dan mampu memsejahterakan anak manusia dengan menerapkan ideologi yang diyakini.
Penetrasi yang dilakukan dalam menyebarkan pemikiran yang dianggap benar, beragam cara yang dilakukan. Mulai dari fashion, makanan, stayle, gaya hidup maupun teknologi. Terkadang metode yang diterapkan mencederai moral dan tata aturan yang diterapkan oleh suatu Bangsa.
Pengaderan Integral
Salah satu penetrasi ideologi yang kian hangat di Indonesia adalah perpaduan pengaderan partai terhadap bakal calon pemimpin masa depan. Melihat titik strategis partai sebagai pabrik mengolahan sumber daya pemimpin yang akan berkontribusi baik dalam lembaga parlemen, kabinet dan pemerintahan.
Sistem demokrasi Indonesia melalui pemilu melegitimasi partai sebagai model menarik yang pass dalm melakukan pengaderan. Pada kondisi inilah persebaran ideologi mulai diterapkan oleh setiap parpol dengan cara yang khas.
Partai besar di Indonesia seperti Demokrat, Golkar, PKS, PDI dan PAN hendaknya mampu merekrut anak muda yang sejak dini dilatih mempelajari lika- liku partai. Ideologi dan cita- cita partai tidak secara instan dapat dipelajari dan dijiwai oleh manusia. Perlu waktu yang cukup panjang.
Terkait hal ini, Joseph Kristiadi dari Center for Strategic and International Studies (SCIS) Jakarta mengungkapkan “Saya belum pernah menyaksikan pengaderan partai yang memuaskan, kecuali di PKS. Merekrut orang muda dan mengader dengan baik ” (Suara Merdeka. Minggu, 15/4/12, hal.2)
PKS dianggap mampu mengambil peluang letak strategis pemuda sebagai agen of change. Dengan pengaderan yang teroganisir dan mengutamakan kualitas kader, maka akan meminimalisir pencalonan asal- asalan dalam pemilu dalam bentuk money politic.
Bukan asal punya banyak uang, sedikit karisma, pencitraan yang baik dan sederet embel- embel fana. Namun calon pemimpin yang diusung seharusnya benar-benar siap mengemban amanah rakyat dengan kualitas tinggi, menguasai medan perang dan tahu kondisi permasalahan yang terjadi.
Modal dasar persebaran ideologi Islam melalui PKS, menyuarakan kepada rakyat bahwa tidak ada pemisahan agama dan politik sebagaimana dipahami banyak orang. Sejatinya dalam kepercayaan beragama dibingkai dengan nilai luhur kebaikan dalam setiap sendi kehidupan.
Terkait tindak korupsi, kriminalitas, penyalahgunaan kekuasaan yang kerap dijumpai anggota parpol, mengindikasikan kebobrokan sistem di dalamnya. Ideologi yang dianut suatu parpol akan mempengaruhi metode pengkaderan dan sistem yang digunakan.
Artinya, masyarakat harus lebih selektif dalam menjaring parpol yang komitmen terhadap sistem. Tujuan akhir dari adanya persebaran setiap ideologi adalah mensejahterakan rakyat. Penting bagi partai lain untuk meniru model pengkaderan PKS dengan pemberdayaan anak muda.
Komitmen partai dalam melakukan pengaderan murni untuk perbaikan Indonesia bukan tugas mudah. Tidak seindah membalikkan telapak tangan. Perlu ketegaran pihak penyeleksi dalam hal ini adalah anggota inti partai dengan tidak memutar haluan berbicara bagi yang beruang.
Budaya politik Indoneisa yang sudah mengakar dengan money politic, perlahan dapat diredam dengan pengalihan tampuk kekuasaan kepada regenerasi yang dilakukan setiap parpol. Jadi, secara berkesinambungan tata aturan dan penerapan pemerintahan dapat difungsikan sebagaimana mestinya.
Miniatur Pemerintahan
Pemerintah merupakan istansi yang berwenang mangatur kehidupan manusia dalam tataran Negara. Sering kali kita menganggap bahwa pendidikan politik bagi mereka yang akan masuk dalam perpolitikan saja.
Pendidikan politik hanya akan dijumpai di Perguruan Tinggi pada jurusan politik. Tak ayal, hanya orang-orang tertentu saja yang bisa mengkritisi jalannya pemerintahan.
Miniatur pemerintahan adalah keluarga, sebagai wahana strategis penanaman pendidikan politik sejak dini pada anak. Sarana yang dapat digunakan adalah pendidikan formal yang secara legal memasukkan mata pelajaran politik dalam dunia pendidikan. Begitu pula hingga jenjang Perguruan Tinggi.
Rekayasa politik dengan cara tersebut, maka akan memicu pemahaman komprehensif generasi muda dalam berfikir solutif terhadap Bangsa. Tidak hanya itu, kecintaan bernegarapun akan semakin kentara terutama bagi mereka yang memikili jiwa sosial yang tinggi. Politik tidak lagi dianggap kotor, namun bagian dari sendi kehidupan yang harus diisi.
Secara berkesinambungan dan alamiah akan menjaring setiap pemuda yang kompeten dalam bidang politik. Permasalahan bangsa pun akan tereliminasi satu- persatu. Tidak akan sulit lagi di kemudian hari mencari model pemimpin idaman.
Pemimpin yang mampu berlaku adil dan mensejahterakan rakyat berdasarkan ideologi kokoh yang mengakar dalam jiwa. Tugas besar ini dapat diawali dengan pengkaderan yang terintegral melalui partai politik.

Rusmini
Pengurus Departemen Kebijakan Publik KAMMI Daerah Medan
Redaktur Pelaksana Majalah As Syifa Ar Rahman
Mahasiswa Universitas Negeri Medan (UNIMED)
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Template Design by Creating Website Published by Mas Template