Headlines News :
Home » » Eksistensi Umat Masa Depan

Eksistensi Umat Masa Depan

Written By blog contoh saja on Kamis, 20 September 2012 | 16.30

“Katakanlah, ‘Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujah yang nyata.’ Maha Suci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik.” (Yusuf :108)

Pergantian siang dan malam merupakan salah satu nikmat dari Allah. Roda kehidupan sengaja Allah pergulirkan dalam rentang susah dan senang. Setiap sendi kehidupan memilik pasangan masing-masing. Kalah menang, sehat sakit, lapang sempit, laki-laki perempuan dan sebagainya. Sudah ditetapkan Allah sebagai sunnatullah yang tertulis di Lautful Mahfuz.

Begitu juga kejayaan dan kemunduran Islam, sudah Allah desine sedemikian rupa dan disosialisasikan melalui Al- Qur’an surah Ali Imran ayat 140 “Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergulirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran).” Pasang surut peradaban Islam telah Allah tetapkan. Banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari sejarah zaman Nabi Adam hingga Nabi akhir zaman.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Baihaqi, Rasulullah saw pernah berkata bahwa umat Islam akan melalui lima periode hingga hari kiamat nanti, periode kenabian, periode kekhalifahan yang tegak di atas nilai-nilai kenabian, periode mulkan ‘aadhan atau penguasa yang menggigit, periode mulkan jabariyyan atau penguasa yang menindas, dan terakhir sebelum datangnya hari kiamat umat ini sekali lagi akan berjaya dengan kembali ke periode kekhalifahan yang tegak di atas nilai- nilai kenabian.

Subhanallah.., hadits di atas menyematkan kebahagiaan bagi setiap kader dakwah karena informasi tersebut diucapkan langsung oleh Rasulullah, manusia yang teruji kejujuran dan komitmennya dalam menjayakan Islam.

Abu Ridho dalam pengantar buku Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin, ia menjelaskan umat Islam abad ke 20 kini telah masuk pada seburuk- buruk periode, yakni periode mulkan jabariyyanyang artinya secara de jure (aturan) dan de facto (pelaksanaan), hukum Islam tidak lagi ditegakan.

Menelisik lebih jauh, setelah masa penindasan yang kini sedang terjadi, akan tiba masanya pertolongan Allah datang dengan mengutus orang -orang pilihan yang siap mengemban amanah dakwah sebagaimana yang dilakukan Rasulullah dan para sahabat dahulu.

Kondisi ini selaras dengan perkembangan berbagai macam golongan Islam, dan satu diantaranya adalah golongan yang Rasulullah rindui. Periode kekhalifahan yang kembali akan terjadi bukan berarti munculnya Negara Islam dengan seluruh penduduk beragama Islam. Melainkan sistem yang digunakan dalam pengelolaan hukum dan tata berkehidupan dengan sistem Islam.

Ada sebuah kisah mengharukan bagi penulis atas kebijaksanaan Umar bin Khathab di masa kekhalifahannya. Para pemuda dari suku Hathib mencuri unta dari suku Muzni. Mereka menyembelih unta tersebut dan memakannya. Pencurian ini terjadi di saat paceklik, dan pemuda tersebut tertangkap dan mengakui kesalahan.

Katsir bin Shald mengusulkan potong tangan, namun Umar bin Khathab justru berkata “carilah alasan yang bisa menghindarkan mereka dari hukum potong tangan?” Katsir pun menjawab “Saya kira anda telah menyebabkan mereka kelaparan”. Umar langsung menghukum pemuda tersebut dengan membayar ganti rugi kepada orang suku Muzni dua kali lipat dari harga unta. Harga unta tersebut 800 dirham.

Begitulah Umar, sikapnya tidak akan membuat orang yang berakal sehat menganggap Islam keras. Sebaliknya, ia mengetahui betul sebab pemuda tersebut mencuri  karena kelaparan. Sangat berbeda dengan pemimpin mulkan jabariyyan, tebang pilih hukum adalah hal yang wajar.

Pertanyaan yang kemudian muncul adalah siapa orang-orang yang akan menjayakan Islam kembali? Hal ini sejurus dengan sejauh mana persiapan yang dilakukan umat masa kini sebagai bekal perjuangan generasi Islam di masa yang akan datang.

Umur perjuangan dakwah jauh lebih panjang dari umur kader dakwah itu sendiri. Fasilitas dan kemudahan bergerak dalam aktivitas dakwah yang hari ini kader dakwah rasakan adalah hasil dari kerja keras para penancap pondasi awal dakwah.

Kualitas diri kader dakwah di masa mendatang ditentukan kinerja kader sekarang. Sistem pewarisan keilmuan, keahlian, setiaan, kedisiplinan dan komitmen tinggi semakin dibutuhkan. Menjawab tantangan dakwah ke depan, perlahan godaan dakwah datang dengan lembut. Wujudnya semakin halus merasuki jiwa-jiwa yang rakus akan kedudukan dan jabatan.

Belajar dari masa kekhalifhan Umar in Khathab, masa kepemimpinan beliau patut dijadikan referensi kinerja dakwah masa kontemporer, karena struktur pelayanan Negara kepada rakyat pada masa Umar hampir sama seperti pada masa sekarang.

Umar Bin Khathab merupakan klalifah yang pertama kali mengangkat gubernur, tentara, badan peradilan beserta staff para pegawai pemerintahan dalam memudahkan pelayanan masyarakat. Salah satu pesan Umar kepada para gubernur adalah “Jika kalian memberikan harta kepada orang miskin, maka cukupkanlah!”.

Artinya beban hidup orang miskin ditanggung oleh Negara selama mereka belum mampu, minimal untuk biaya makan hingga mereka mampu. Jika rakyat menganggur sampai mendapatkan pekerjaan. Kebijakan Umar mencakup untuk semua orang miuskin, baik Islam maupun non Islam. Selain itu, orang miskin noni juga dibebaskan kewajiban membayar jizyah.

Dikaitkan dengan masa kontemporer sekarang, akankah hal itu dapat terulang? Tentu bisa, apa yang tidak mungki bagi Allah. Selama setiap diri berusaha memberi yang terbaik untuk dakwah.  Tidak ada yang muncul secara tiba-tiba, kesabaran kader dakwah dalam menjalani proses produktivitas dakwah tidak bisa ditawar.

Pendapatan Umar bin Khathab pada masa itu hanya dari harta rampasan perang, zakat, dan jizyah yang dikutip dari rakyat. Sedangkan pada masa sekarang, banyak hal yang dapat dilakukan pemimpin. Pengelolaan sumber daya alam yang melimpah, pajak, perdagangan, kerjasama bidang ekonomi dan hal lain. Hanya saja, koruptor penghianat negara masih bersileweran menindas rakyat.

Oleh karena itu wajar ketika hukum masih  tebang pilih, hutang semakin meningkat, pendapatan Negara semakin direbut para penjilat dan rakyat semakin terindas. Namun, masih ada segelintir orang-orang yang tulus mengabdi untuk menebar kebaikan. Merekalah wahana yang akan semaksimal mungkin melahirkan jundi-jundi dakwah yang lebih berkualitas dalam menjawab tantangan menjayakan Islam. Mengembalikan Islam seperti pada masa Rasulullah dahulu, IslamRahmatan Lil’alamin.

Rusmini
Pengurus Daerah KAMMI Medan
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Template Design by Creating Website Published by Mas Template